
Berita pelanggaran HAM adalah isu seksi yang menjelang masa-masa kampanye Pilpres. Tapi bagaimana dengan Pilpres 2019 nanti?
Indonesia sering menjadi sorotan dunia internasional akibat berbagai kasus pelanggaran HAM yang sampai detik ini masih banyak yang belum terselesaikan. Digulirkannya wacana berbagai kasus tersebut merupakan senjata yang cukup ampuh bagi lawan-lawan politik untuk mempengaruhi opini masyarakat. Memasuki masa Pilpres 2019, wacana HAM kian menguat dan masing-masing kubu saling mengadu strategi pembentukan opini demi memanen ladang suara.
Wacana HAM di Kedua Kubu
Bagi kedua kubu yang saling bertanding jelang masa-masa kampanye nanti, wacana HAM sama-sama memberikan beban. Jika kubu petahana sering diserang melalui beragam isu pelanggaran HAM, sebenarnya masalah yang sama pun dihadapi oleh kubu satunya. Keduanya sama-sama menanggung rekam jejak kasus HAM yang belum terselesaikan.
Kubu petahana harus bertanggung jawab atas sederetan kasus pelanggaran HAM dari 20 sampai 30 tahun lalu sampai sekarang. Peran sebagai pemerintah terus dipertanyakan, sementara pada masa-masa kampanye di tahun 2014 lalu, penyelesaian berbagai kasus pelanggaran HAM adalah salah satu yang dijanjikan.
Sementara itu, sosok capres dari kubu lainnya juga menyimpan rekam jejak yang buruk perihal kasus pelanggaran HAM. Artinya, kedua kubu sama-sama memiliki PR yang sangat panjang untuk kasus-kasus HAM yang sudah puluhan tahun terjadi, dan meskipun nanti pemerintahan baru terbentuk pun berbagai kasus tersebut menjadi tanggung jawab yang wajib diselesaikan.
Jualan di Masa Kampanye
Yang kita hadapi sekarang adalah fakta bahwa isu HAM di Indonesia cenderung menguat ketika pemetaan politik kian memanas. Contoh konkritnya menjelang masa-masa kampanye Pilpres. Ironisnya, perhatian pada beragam kasus pelanggaran HAM itu terkesan hanya sebagai formalitas demi menenangkan para korban dan pastinya untuk kepentingan menarik suara para pemilih.
Menjelang masa Pilpres 2019 pun kedua pasangan Capres dan Cawapres sama-sama tidak mencantumkan secara jelas agenda untuk menegakkan dan menuntaskan berbagai kasus HAM di dalam visi dan misi masing-masing. Nampaknya wacana HAM bagi kedua kubu sudah tergeser sebagai isu sekunder. Besar kemungkinan karena pengalaman selama 5 tahun terakhir ini, wacana tersebut kurang laku di tengah masyarakat yang cenderung akan konsen pada isu-isu yang berkaitan langsung dengan keseharian mereka, semisal ekonomi.
Comments
No Comments